Sabtu, 10 April 2010

SEDIMENT


Skala wentworth menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:
  1. Bongkah (boulder) adalah suatu massa batuan lepas yang agak membundar karena terabrasi selama terangkut dan memiliki diameter minimal 256 mm. Bongkah hasil pelapukan in situ disebut bongkah disintegrasi (boulder of disintegration) atau bongkah ekstrafolasi (boulder of extrafolation). Blok (block) adalah fragmen batuan yang berukuran sama dengan bongkah, namun menyudut dan tidak memperlihatkan jejak pengubahan oleh media pengangkut.

  2. Kerakal (cobble) adalah suatu massa batuan lepas yang agak membundar karena terabrasi selama terangkut dan memiliki diameter 64–256 mm. Kerakal hasil pelapukan in situ disebut kerakal exfoliasi (cobble of exfoliation).

  3. Kerikil (pebble) adalah suatu fragmen batuan yang lebih besar dari pasir kasar atau granul dan lebih kecil dari kerakal serta membundar atau agak membundar karena terabrasi oleh aksi air, angin, atau es. Jadi, diameter kerikil adalah 4–64 mm.

  4. Akumulasi bongkah, kerakal, kerikil, atau kombinasi ketiganya dan tidak terkonsolidasi disebut gravel. Berdasarkan besar butir partikel dominannya, suatu gravel dapat disebut gravel bongkah (boulder gravel), gravel kerakal (cobble gravel), atau gravel kerikil (pebble gravel). Bentuk ekivalen dari gravel, namun sudah terkonsolidasi, disebut konglomerat (conglomerate). Seperti juga gravel, konglomerat dapat berupa konglomerat bongkah (boulder conglomerate), konglomerat kerakal (cobble conglomerate), atau konglomerat kerikil (pebble conglomerate). Rubble adalah akumulasi fragmen batuan yang lebih kasar dari pasir, menyudut, dan belum terkonsolidasi. Bentuk ekivalen dari rubble, namun telah terkonsolidasi, disebut breksi (breccia).

  5. Istilah pasir (sand) digunakan untuk menamakan agregat partikel batuan yang berdiameter lebih dari 1/16–2 mm.

  6. Wentworth (1922) mengusulkan istilah granul (granule) untuk menamakan material yang berukuran 2–4 mm.

  7. Lanau (silt) adalah agregat partikel batuan yang berukuran 1/1251/16 mm.

  8. Lempung (clay) adalah agregat partikel batuan yang berukuran kurang dari 1/256 mm.


1.      Mineral penyusun batuan sedimen

1.      Kuarsa (SiO2)
Mineral kuarsa (SiO2) merupakan mineral utama penyusun batuan sedimen. Mineral ini yang paling sering dijumpai pada batuan sedimen siliklastik. Mineral ini menyususn sekitar 65% dari batu pasir dan sekitar 30% dari batulempung. Oleh karena kelimpahannya karakteristik mineral kuarsa dalam batuan sedimen seringkali dijadikan indicator untuk mengetahui batuan asal dari batuan sedimen. Bentuk butir mineral kuarsa terdiri dari Kristal tunggal dan Kristal banyak yang terdiri dari dua atau lebih unit Kristal yang berbeda orientasi optiknya. Butiran kuarsa monokristalin akan menampakkan karakteristik batuan asal ketika dilakukan pengujian secara detail. Sedangkan untuk kuarsa polikristalindikenal dua macam yaitu bentuk komposit dan semikomposit. Kuarsa komposit terdiri  dari dua atau lebih unit Kristal rata.
2.      Feldspar
Feldspar merupkan mineral kedua terbanyak sebagai penyusun batuan sedimen siliklastik. Mineral ini menyusun sekitar 10-15% dalam batupasir, dan sekitar 5% dalam batulempung. Dimana mineral feldspar terbagi menjadi dua yaitu:
-            Alkali feldspar merupakan kelompok mineral yang berkomposisi muli dari K(AlSi3O8), (K,Na)(alSi3O8). Mineral ini juga sering disebut potas feldspar karena mineral ini sangat umum dijumpai, yang terdiri mineral-mineral seperti
1.Ortoklas
2.Sanidin
3.Anortoklas
4.Mikrokline
5.Adularia
-      Plagioklas feldspar
       terdiri dari mineral-mineral yang berada pada daerah continous reaction series yaitu mineral – mineral seperti:
      1.Anortit
      2.Bitownit
      3.Labradorit
      4.Andesin
      5.Oligoklas
      6.Albit
3.      Mineral lempung
Mineral lempung menyusun sekitar 25-30% batuan sedimen tetapi pada batuan sedimen berbutir halus jumlahnya dapat mencapai 60%. Minerallempung termasuk dalam kelompok mineral polisilikat. Karena butirannya yang sangat halus mineral lempung hanya dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode difraksi X-ray, SEM dan atau teknik nonoptik lainnya.

4.      Mineral tambahan
Mineral dalam batuan sedimen yang jumlahnya kurang dari 1%. Mineral yang umum sebagai mineral tambahan adalah mineral mika (muskovit dan biotit) dn kineral berat. Kelimpahan mineral mika yang berbutir kasar umumnya kurang dari 0,5%, meskipun pada beberapa batupasir kandungan mika dapat mencapai 2-3%.


2.      Klasifikasi zigg

Dimana klsafikasi ini membagi batuan sedimen berdasarkan bentuk kebundarannya yaitu sebagai berikut :
 Menyudut (angular) (0-0,15): sangat sedikit atau tidak ada jejak penghancuran; sudut dan sisi partikel tajam; sudut sekunder (tonjolan minor dari profil partikel; bukan sudut antar-muka partikel) banyak dan tajam.
  Menyudut tanggung (subangular) (0,15-0,25): sedikit jejak penghancuran; sudut dan tepi partikel hingga tingkat tertentu membundar; banyak terdapat sudut sekunder (10-20), meskipun tidak sebanyak seperti pada partikel menyudut.
  Membundar tanggung (subrounded) (0,25-0,40): jejak penghancuran cukup banyak; sudut dan sisi partikel membundar; jumlah sudut sekunder relatif sedikit (5-10) dan umumnya membundar. Luas permukaan partikel berkurang; sudut-dalam asli, meskipun membundar, masih terlihat jelas.
 Membundar (rounded) (0,40-0,60): Bidang-bidang asli hampir terhancurkan seluruhnya; bidang yang relatif datar masih dapat ditemukan. Sisi dan sudut asli menjadi melengkung dan membentuk kurva yang relatif besar; hanya sedikit ditemukan sudut sekunder (0-5). Pada kebundaran 0,60, semua sudut sekunder hilang. Bentuk asli masih terlihat.
  Sangat bundar (well rounded) (0,60-1,00): tidak ada permukaan, sudut, atau sisi asli; semuanya membentuk lengkungan-lekungan besar; tidak ada bagian yang datar; tidak ada sudut sekunder. Bentuk asli tidak terlihat lagi, amun dapat diperkirakan dari bentuknya yang sekarang.


3.      Struktur sedimen
Struktur sediment adalah bentukan struktur yang terbentuk saat pengendapan batuan sediment terjadi. Struktur pada sediment sangat beraneka ragam, hal ini akibat pengaruh ketika pembentukan yang terjadi misalnya gelombang sungai/laut, cuaca atau iklim, komposisi sediment, lingkungan pengendapan, dan pengaruh lainnya. Struktur sediment merupaka struktur yang sangat kompleks dan struktur tersebutlah kita dapat melakukan dugaan sementara tentang fenomena yang terjadi. Adapun jenis-jenis struktur sedimen adalah sebagai berikut :
1.      Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan (lithifikasi)
2.      Struktur sedimen yang terbentuk pada proses sedimentasi 
3.      Struktur sedimen yang terbentuk pada proses sedimentasi 
    Penjelasan:
1.      Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan (lithifikasi) Struktur sedimen yang terbentuk sebelum proses pembatuan dapat terjadi di bagian atas lapisan, sebelum lapisan atau endapan yang lebih muda atau endapan baru di endapkan. Struktur sedimen ini merupakan hasil kikisan, ’scour marks’, ‘flutes’, ‘grooves’, ‘tool marking’ dan sebagainya. Struktur-struktur ini sangat penting untuk menentukan arah aliran atau arah sedimentasi.



2. Struktur sedimen yang terbentuk pada proses sedimentasi Struktur yang terbentuk semasa proses pengendapan, antara lain adalah perlapisan mendatar (flat bedding), perlapisan silang-siur (cross bedding) aminasi sejajar (paralel lamination), dan laminasi ripple mark.
3. Struktur yang terbentuk setelah proses pengendapanStruktur ini terbentuk selepas sedimen terendap. Ini termasuk struktur beban, ‘pseudonodules’ dimana sebagian lapisan pasir jatuh dan masuk kedalam lapisan lumpur di bawahnya, laminasi konvolut (convolute lamination) dan sebagainya. Hasil dari pergerakan mendatar sedimen yang membentuk lipatan juga termasuk dalam struktur selepas endapan.

Struktur Sedimen  berdasarkan Pettijohn, 1975 , dapat dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :

1. Struktur Sedimen Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimentasi dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen.
Struktur yang terbentuk sewaktu proses pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-crosslamination), yaitu adanya kesan riak. (Mohamed, 2007).

2. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak binatang.

3. Struktur Sedimen Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau binatang lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.

1 komentar:

  1. Watch: Videos, videos and songs on YouTube
    Watch: Videos, videos youtube link to mp3 and songs on YouTube. Discover videos related to YouTube and YouTube. YouTube | https://youtube.com/watch?v=zjqkqQHgqm

    BalasHapus